Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi (reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya baru.
Ketika anda mempelajari tentang unsur anda tentu sudah tahu terlebih dulu tentang lambang-lambang kimia sebuah unsur. Nah, untuk memudahkan mempelajari materi reaksi kimia kita harus terlebih dahulu memahami bagaimana penulisan reaksi kimia.
Misalkan untuk menuliskan reaksi kimia yang terkadi ketika bongkahan batu kapur yang dimasukkan ke dalam air dan kemudian air menjadi panas. Untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara kapur tohor CaO(s) dengan air H2O(l) adalah sebagai berikut:
Hasil dari proses reaksi kimia tersebut adalah Ca(OH) atau kalsium hidroksida sukar larut dalam air dan apabila didiamkan maka akan tampak endapan/padatan putih di dasar bejana.
Dalam menuliskan suatu reaksi kimia kita juga harus memperhatikan jumlah angka di sebelah kiri pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk), Angka tersebut disebut koefisien yang menunjukkan jumlah masing-masing atom yang berperan dalam reaksi. Massa zat sebelum dan sesudah reaksi juga tidak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Contoh:
Larutan timbal(II) nitrat direaksikan dengan kalium iodide yang larud dalam air menghasilkan padatan timbal (II) iodida yang berwarna kuning dan cairan kalium nitrat.
Dalam reaksi kimia jumlah atom yang menyusun zat tidak ada yang hilang, hanya disusun ulang; jadi untuk reaksi seperti tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, maka untuk memudahkan dalam mempelajarinya kita dapat mengelompokkan berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis reaksi kimia tersebut adalah:
Reaksi pembakaran merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan paans. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar.
Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi. Misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor.
Pentana dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
Reaksi kombinasi sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas.
Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru.
A + B → AB
Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfide.
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Zn(s) + S(s) → ZnS(s)
Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam tubuh makhluk hidup.
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2(g) + 6H2O(l)
Reaksi reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengekstrak logam dari bijihnya.
Fe3O4 + 2C → 3Fe + 2CO2
Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan. Dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru.
Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hydrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik, reaksinya sebagai berikut:
2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)
Reaki penggantian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi penggantian tunggal dan reaksi penggantian rangkap.
Terdiri dari:
Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=380&mnu=Materi3&kl=7
Leave a Reply